Rabu, 27 Februari 2013

‎== INDAH DI TAMAN ANGAN ==

0 komentar

Dalam malam buta
Berselimut awan hitam 
Dalam arakan tak henti
Seolah genggam kebenderangan malam
Hingga dewi malam enyah dari sana

Tak berwarna hanya gelap dan hitam itu

Gelisah menggelora ...
Ingin bercerita akan malam ini
Apa daya ...
Mulut terus membungkam
Tak sepatah kata pun terucap
Jemari seolah membeku
Dalam balutan angin berhembus

Kata dan kalimat hanya
mampu bercokol
Bertahan di taman angan
Indahlah di sana wahai keindahan

Akumulasi jarum merah di dinding itu
Terus berputar dengan megahnya
Tak peduli, tak menoleransi kehendak

Waktu memang terus berjalan
Hingga semua mata kan mengatup dan terpejam
Membawa khayal dalam lelap
Membawa khayal dalam mimpi

Ini takkan terlupa
Takkan hilang
Kau kan abadi di taman angan
Hingga jantung tak lagi berdetak
Bersama tiang pasak

Wahai kata yang indah,
Indahlah di taman angan

Kamil.s

Minggu, 24 Februari 2013

PAGI KUJELANG

0 komentar


Pagi indah ku jelang kembali
Hempaskan sepucuk malam berbalut sepi

Pagi indah ku jelang kebali
Hempaskan mimpi dalam lelap

Pagi indah kujelang kembali
Lupakan kenangan subuh berkokok

Pagi indah kujelang kembali
Gemersik dedaunan bak melodi luruhkan lara
Tetap menyanyi giringku pada kemenagan

Pagi indah kujelang kembali
Raja siang kan mendepak
Membelah cakrawala

Pagi indah kan tetap kujelang
Hingga maut merenggut jiwa

Kamil.s


FATAMORGANA

0 komentar
"Harap Tak Menyapa"


Awal hari dan akhir hari
Bahkan lelap dalam dekap malam buta
Hati, mulut bahkan segenap diri
Sujud dalam pinta

Tapi, seolah di malam buta
hanya kebisuan yang ku sapa
Diam, membungkam tak bersuara
serasa mengejar angin-Nya

Tetap pada diri
Ketidak pedulian ku sambangi
Terus mendekat, malah menjauh di sana
Serasa meneguk sebuah fatamorgana

Tetap bertahan menanti musim semi
Namun yang datang hanyalah musim kemarau
Masih bertahan pada titik ini
Namun yang ada hanyalah kemarau

Kemarau yang mendatangkan kekeringan
Keringkan segala harapan
Gugurkan segala pinta hati
Hingga segalanya layu, gugur dan mati

Kamil.S

Jumat, 22 Februari 2013

KU SAMBUT DEWI MALAM

0 komentar
 
Raja siang telah lama lenyap terbenam
Ke peraduan tak satupun salam
Bergilir tugas rembulan pucat kelam
Kusambut dirimu, duhai Dewi Malam

Buram pun tak selamanya kelam
Mungkin itu hanya kilau temaram
Tak berarti pula hanyut mencekam
Kusambut dirimu, duhai Dewi malam

Asaku terbentur hingga lebam
Menguak luka yang terbenam
Dalam pembaringan lengang anak-cucu Adam
Kusambut dirimu, duhai Dewi malam

Kan bertahta dengan megah di atas alam
Di balik awan yang hitam
Bersama kurcaci kecil kelap-kelip bintang malam
Kusambut dirimu, duhai Dewi malam

Kamil.S.

Kamis, 21 Februari 2013

MAKA LEBIH BAIK

0 komentar
Maka lebih baik
aku mengunci rapat mulut ini dan
tanpak seolah manusia bodoh

dari pada membual
dari pada berceloteh yang tampak
megah dengan kebodohan

Maka lebih baik
aku pasung kaki ini dan
tampak seolah manusia pincang

dari pada melangkah
dari berjalan dan berpijak
pada jalan-jalan yang salah

..................................................

maka aku buka mulutku
dan bersuara karena aku tahu
aku paham apa yang ku ucap

maka aku buka pasung
melangkah berjalan dan berpijak
karena aku tahu
jalanku jalan benar

aku
aku bicara
aku jalan
di sana aku merdeka
atau
di sana aku terjajah

ha ha ha
aku
tetap menikmatinya
karena aku ada di sana
karena aku ada di dalam

Kamil.s

KAUKAH DIA ?

0 komentar
Bukan !
Bukan aku tak mau kau
Tapi...
Aku cari dia bukan kau

Bukan kau mau aku ?
Aku mau bukan kau
Walau bukan mau aku kau
Kau mau aku bukan?

Tapi…..
Kaukah dia ?
Bukankah kau….
Walau ku mau kau
Aku tak bisa begitu

Karena
Mau aku bukan kau
Tapi dia aku mau
Kaukah dia itu ?

Kamil.S

DAN AKHIRNYA : "Jalan Kita Kan Berbeda Arahpun Tak Lagi Sama, Tapi Indah Kan Ada di Sana"

0 komentar
Satu saat kita mungkin akan berjalan sendiri
Bisa saja itu pasti, 
Di jalan atau arah yang sama sekali berbeda
Bahkan mungkin kita tak bisa melangkah

Engkau dengan jalan keramik putih mulus
Aku tersengal menapaki jalan berduri
Atau bahkan sebaliknya
Setidaknya itulah yang kerap datang dalam mimpi-mimpi kelabu kita

Saat itu adalah waktu
Di mana mana awal hari hingga senja yang kita impikan lewat begitu saja
Tanpa merah saga matahari, tanpa tempias hujan
Lengkap dengan lengkung pelangi di ujung cakrawala
Senja lewat begitu saja tanpa kita sadari
Karena kita masih saja sibuk berbicara tentang di awal hari hingga siang tadi

Tapi percayalah, kita akan selalu menengok
Melihat satu sama lain dengan sungging senyum elok, dengan binar mata ceria
Kita juga saling menyapa
Kita juga saling menegur, meski sedikit berbeda
Tetap ada bicara,
Bicara yang tak hanya sekadarnya

Percayalah, kita akan tetap bertukar kehangatan pada perjalanan siang itu
Percayalah, kita akan tetap bertukar cahaya pada perjalanan malam itu
Meski hanya saling meminjamkan geretan
Untuk bara dian yang padam tertiup alunan sang bayu
Atau, berbagi teguk air terakhir di penghujung jalan itu
Percayalah, kita akan tetap begitu

Jalan kita kan berbeda
Arah pun tak lagi sama
Tapi indah kan ada di sana

“Selamat pagi di negeri tujuan”
Kata-kata itu juga yang akan kita saling ucapkan di ujung jalan
Karena di sana, kita akan tetap saling bicara, bukan hanya sekadarnya
Tentang menu makan hari ini, tentang lagu dan puisi,
Tentang segala hal yang belum tuntas kita bahas dalam perjalanan

Kita masih saling bicara dari halaman rumah masing-masing, yang tersekat pagar tak tampak
Pembatas yang sepakat kita bangun bersama dari arti sebuah kepercayaan dan kejujuran

Percayalah, walaupun jalan kita kan berbeda
Percayalah, walaupun arah kita tak lagi sama
Tapi indah kan tetap bersama kita.

Kamil. S

PUISI UNTUK SAHABAT

0 komentar
sahabatku
meletakkan aku dengan nyaman di sisinya
ia tak pernah memaksaku membicarakan setumpuk hal bersamanya
atau melakukan sejuta skedul dengannya
ia tak memintaku melakukan hal yang diinginkannya

ia juga tak menghakimiku untuk salahku
duduk diam di sisinya pun cukuplah
karena hati berbicara
tak perlu mulut berbuih untuk semarakkan hari

karena waktu tetap istimewa jika aku dengannya
aku tak perlu mengunci hatiku
berdagang senyum untuk lukaku
aku tak perlu hiburan dari mereka untukku

dekatnya dalam diam cukup mengobati lukaku
aku tidak butuh harta karun yang berlimpah
atau bertumpuk-tumpuk bongkahan emas
hanya untuk mempertahankan sahabatku

karena aku tahu
aku tahu ia tetap duduk menemaniku dalam diamku
bersama menikmati setiap awal hari denganku
karena aku tahu
ia selalu berjalan dan bertahan melawan hari denganku

hingga kami bersama menikmati akhir senja di lengkungan cakrawala itu
kami terus menikmatinya
walau hari tak begitu berwarna
walau bukan sofa yang empuk mengalasi duduknya
kami terus menikmati hidup
karena kami ada di sini
terlebih karena ia sahabatku

kadang aku bertanya dalam hatiku
sudahkah aku menjadi sahabatnya?
sudahkah aku mengenal hatinya
hingga dalam diam pun aku tahu ia bicara

bahwa kami adalah sahabat
kalian sahabatku
kalian sahabat terbaikku
kalian sahabat terhebatku

perpisahan itu mungkin
sudah diambang pintu
berpisah untuk menang dan melanjutkan mimpi
mimpi yang ia aku rangkai bersama dulu

hari sebelum kemarin ia aku asing
hari kemarin ia aku kenal
hari ini ia aku, kami sahabat
hari esok kami sahabat yang mungkin terpisah
inilah jalan-jalan kita

tapi aku yakin, ia yakin kami yakin kami akan berkumpul dan bersatu bersama di keabadian

salam

Kamil.s

KARENA PUISI ADALAH

0 komentar
Angan terus menjelajah dengan megahnya
Terus berjalan tanpa henti
Seolah tak ada onak dan duri dihadapnya
Semuanya lenyap
Terus mencetak kata dan kalimat
Yang digores oleh jari di kertas diary ini
Hadir hasil kalimat-kalimat megah
Teruslah berjalan
Tidak hanya sebatas itu

Karena puisi adalah
Bukan sekedar kata dan kata
Bukan pula, sekedar buah inspirasi penuh kalimat kalimat megah
Karena puisi
Tak hanya bersanding kesal atau emosi
Tak jua serupa pantun pantun berirama

Karena puisi adalah hatimu
Adalah kalung mutiara dirimu
Adalah pucuk pucuk pohon seirama dirimu
Adalah kicau burung yang seirama dengan lirihmu
Adalah langit yang seirama dengan anganmu

Karena puisi adalah kekayaan hatimu
Puisi bercerita tentangmu
Puisi bercerita tentang dunia yang ingin kau peluk
Puisi bercerita tentang hatinya yang ingin kau peluk
Puisi bercerita tentang Tuhan yang ingin kau sentuh
Puisi bercerita tentang mimpi yang ingin kau raih
Puisi bercerita tentang segala anganmu

Karena puisi adalah hatimu
Maka katakanlah
Berribu Makna yang kau tahu
Dan katakanlah
Berjuta makna yang kau tahu
Bergenggam pinta yang telah terabaikan
Indahnya cinta, yang terus kau cari

Dan berteriaklah ..
Bila lembaran lembaran diary milikmu tak mampu kau mainkan lagi
Dan bebaskanlah
Karena puisi adalah hatimu
Puisi tak pernah terpenjara
Puisi adalah milikmu

Kamil.s

MALAM UNTUK PAGI

0 komentar
=== ....................... ===

Indah nian malam ini
Bintang gemerlap sanding rembulan
Lelapkan jiwa-jiwa yang lelah

Dalam mimpi kan terurai
Cerita tentang sinar rajai hari
Tentang awan senja 
Yang hanya mengeram di retina

Tentang pelangi
Membentang melengkung di cakrawala

Hingga jiwa kan terbangun
Bersanding mimpi kan terwujud
Pagi berkokok
Awal hari kan tersenyum

Bersama mimpi

Kamil.S

DUNIA YANG TERDIAM

0 komentar
Hari dunia pagi ini
Tak begitu bersuara
Meski harus aku menggonggong
Bak longlongan anjing di malam buta

Hari dunia pagi ini 
Tak begitu bersuara
Hanya sekedar desahan
Dedauan ranting di pohon itu

Dan kini dunia lain tampak di hadapanku,
Dunia aku tak tahu akan arti waktu,
Kisah hari kemarin masih terlintas
Jelas seperti pelototi sinetron itu ruang gelap nan hampa.

Hingga diriku tak tahan
Tuk renggut sukma jiwaku
Dulu senyum manis kau ukir untukku
Kini hanya mampu tertunduk lesu tak bergairah.

Kristal dan sayup matamu
Buat duniaku jadi temaram.
Akankah aku berani melangkah,
Akankah aku mendekap, meyakinkanmu?

Aku tak tahu dan sepertinya aku pun tak kuasa merangkai kata
Melihat dirimu seperti ini saja cukup buat nyaliku hilang
Bak irama piano lagu senduh yang terhenti di tengah megahnya orchestra
Sesuatu itu terhenti dan hanya diam.

Angkuhkanlah dirimu, busungkan dadamu seperti ksatria gagah berani
Dia ingin kau tak layu
Sirnakan embun kepedihan yang goreskan luka dihati,
Jangan biarkan de javu itu hanyutkanmu.

Tatap aku dan lekatkan pandanganmu
Aku dan kau tak harus seperti ini,
Merasa tersesat di kota keabadian
Cukup pahami aku dan kau

Tak mungkin membuat matahari terbenam di ufuk timur
Bicaralah dan aku akan mendengar
walau desiran keheningan
yang kau ciptakan dan semua terhenti

Kamil.s

LORONG HITAM

0 komentar

Lorong-lorong hitam itu
Tumbuh di kepalaku
Dan lorong gelap itu
Tercipta di busung terdepanku

Lembab dalam hening malam 
memucat, sunyi, sepi, senyap
Memerah pada bibir kelu 
penuh luka berdarah

Entah kapan mulai aku
terbata mengeja bebait do’a
Aku terlahir dari setetes zat hina dan sebercak noda
Berujar muak akan lelahnya menyapa dosa

Semalam jiwa bergumul
dalam telanjangnya topeng diri
Seperti apa kelak ku asuh
rumah-rumah tak berpintu itu?

Lorong-lorong hitam mengusung takdir
Kususurinya dalam diam membuncah
Lenguhkah yang membuatku berani menamai hidup
Ataukah takdir tertulis yang hendak ku bentak?

Aku hanya setitik cahaya,
Hidup dari rindu-rindu semalam tanpa nama
Bermimpi dari sebait rayuan,
lalu dihantam nyata

Tak ada arah untuk nista
Tak ada arah untuk dusta
pada raut muka, selain percaya...
inilah hidup yang dipilihkannya

KAMIL.S

Senin, 11 Februari 2013

== KAU KAN MERAJAI DUNIA ==

0 komentar
Tuhan...
telah meredupkan kembali
hari dunia yang melelahkan
jiwa-jiwa yang lelah kan pulas dalam mimpinya

hari dunia kan terbenam
di barat yang memerah saga
langit pun kan tenggelam
dalam nyanyian malam kita

dunia kan terlupa kembali
kan merangkai mimpi
dalam pulas yang panjang
hingga mimpi kan terbit kembali

bersama jiwa yang tegar
tegakkan pundak penopang
kepakkan sayap di awal hari
hingga kita kan merajai hari

Kamil.s

Jumat, 08 Februari 2013

=== MELAWAN DUNIA ===

0 komentar


...dan aku masih menegakkan kedua kakiku menyusuri jalan-jalan ini
...jalan-jalan yang tak pernah aku tahu dan takkan pernah aku tahu muaranya
...jejakku terus mengekori langkah-langkah ini
...tak peduli panas membakar melewati ke dua telapak kaki
...terus melangkah dan menapaki jalan-jalan misteri ini
...dan langkahku tak berhenti di sini

Kamil. S

=== KU TAKKAN MATI & MATI ===

0 komentar
Kutatap langit pagi yang tenang
Yang tak kan pernah menangisi megahnya siang
Dan ku tetap teguh berdiri melawan hari
Kuakan berarti dan ku takkan mati

Meski siang berusaha kan mendepak
Pagi yang cerah di ufuk
Masa hariku kan berlalu mulai kini
Dan hatiku tak berbentuk lagi

Hingga rasa ini takkan terobati
Matipun takkan mengobati
Hingga raga tak merasa mati juga jiwa
Dan akhirnya jiwa raga kan mati olehnya

Kamil.s

CERMINKU

0 komentar
Selalu saja ada yang salah kala aku bercermin. Mesti ada yang kurang pas. Meski itu dilakukan berkali-kali. Aku tahu kaulah cerminku hari ini, esok dan hari-hari selanjutnya. Tapi, aku tanya pada kau cerminku. 
“KAU KENALKAH AKU ?”.

Adakah yang sedang aku kenakan adalah topeng, atau make up yang terlampau tebal, atau justru alami tanpa hiasan. Atau malah bukan wajahku.
Cermin “KAU KENALKAH AKU ?”

Aku tahu kau adalah cerminku. Kau taukah bagian yang terdalam dari diriku. Seberapa lama kau bersamaku ? Akankah kau jawab itu. Apa aku harus berteriak di kupingmu kalau aku bukan pedagang wajah. Apa aku harus berteriak dikupingmu kalau aku bukan pedagan lakuan.
Cermin “KAU KENALKAH AKU ?”

Wahai cerminku, kaupun tahu bahwa yang kau lihat dan yang kau gambarkan hanyalah “drama”. Apa kau sudah lupa itu ? Apa kau pura-pura bego ataukah kau emang bego ? Wahai cerminku aku tahu dan aku paham seberapa penting sikap dan lakuan bagi sang pemiliknya. Kau mungkin tak perlu mengajariku.
Cermin “KAU KENALKAH AKU ?”

Kamil. S

KENALKAH KALIAN PADA DARA ITU

0 komentar
kenalkah kalian pada dara itu
yang wajahnya tampak manis pula suaranya merdu
ke dia mana pergi, rembulan kan menari
hadirnya dia, lengang pasti kan pergi

dara itu sanggup memberi jika dan tanpa kau pinta
akan cebisan akhir rotinya walau engkau siapa
tiada balasan melainkan satu
kau sudi mencintanya ke akhir waktu

kenal atau tidak kau akan dara itu
yang senyumnya ceria menutup sendu
taukah kau tentang angannya yg tembus ke tujuh langit
sedarkah kamu akan hatinya yg merintih sakit

semua berceloteh ‘akulah temannya’ ‘akulah sahabatnya’
namun hakikat kenalkah kau dia
apa kau tau yang candanya nan riang
sekadar luaran yg tentunya jelas di kala terang

ku harap, taukah kau yang di balik segala
di sudut malam, kala bulan berselimut awan hitam, setelah habis semua ketawa
sendiri dara itu mengalirkan kesepian
lewat dua bola mata bundar yg asalnya kau kira menawan

hadirku perikan kisah dara ini
yang di sekian gelap jiwanya bernyanyi
menzikir nama kekasih yang tak pernah wujud
menanti kehadiran seorang pecinta zuhud

dia ingin disayang dia mau dikasih
dia hendak dimanja diulit cinta bersih
namun tahukah kamu keinginannya
atau sudahkah manis bicaranya buat kau buta

pintanya untuk ketemu di surga Illahi
bosan banget dengan segala topeng hipokrasi
yang dia pakai sekian lama membahagiakan manusia
selain dia selain dirinya

kenalkah dikau pada kepenatan semangat si dara manis
terlalu penat sehingga akalnya mengeluh sadis
zahir dia punya ramai taulan berjuta teman
hakiki, di ujung malam tetap dia sendirian

biar aku kabarkan padamu
dara itu sedang sentiasa menunggu
datangnya satu adam yg bisa merangkul jiwanya
dan membawanya pulang ke kampung asmara

kau takkan kenal dara itu
karena dia cukup lihai untuk kau dia tipu
kau takkan tau karena dia malu menunjuk kosong hidupnya
kau takkan bisa karena kau takkan mau percaya

di balik senyum manis yang terlukis indah pada si wajah
terselubung satu tangisan yang tak pernah sudah
di antara tawa yg dia unjuk untuk kau puja
ada wujud rasa bohong yg entah bila akhirnya

kenalkah kalian padanya
dara yg mencintai semua kecuali dirinya
kenalkah kalian pada dara itu
dia ada di sini hanya kau tak pernah dan takkan pernah tahu.

Kamil.S

Senin, 04 Februari 2013

MENDUNG TENGGELAM

0 komentar

Hitam awan menahan laju sinar mentari,
Tapi, terang itu takkan tenggelam,
Terus ada walau kian memudar.

Ku nanti hujan sembari menuang emosi,
Menggali kata yang hitam,
Terpadu irama melodi, terlantun indah.

Cipratan hujan masih ku tunggu,
Pekatnya mendung masih ku harapkan,
Nurani meronta membuka jendela cakrawala.

Ku kenal putih dan hitam,
Ku pahami gelap dan terang,
Ku maknai benci dan sayang,
Tapi irama syairku kelabu

Kamil.s

SAATNYA UNTUK HILANG (Jilid II)

0 komentar
Bagiku dunia hari ini begitu tak berarti
Tak berjalan cepat seolah tak peduli
Lambat laun aku bertahan dengan hari ini
Hari yang takkan pernah berakhir menurutku

Semua telah berubah dengan akumulasi jarum merah
Setiap detik berharga bagiku
Waktu pun ingin aku ubah, tapi apa daya
Kembali tertawa
Ha ha ha ha ...

Mungkin aku gila
TIDAK !
Aku hanya bisa menjerit, meringis dan meraung
Aku tak bisa...
Maafkanlah diriku, semoga sudi
Atas khilaf yang ku ukir

Aku berjanji akan melepasnya,
Dengan senyuman yang akan dia ingat
Dan kan kau kenang sampai jantung tak berdetak bersama tiang pasak
Selamanya...

Semua telah berubah dengan akumulasi jarum merah
Setiap langkah jarum itu berharga bagiku
Waktu pun ingin aku ubah, tapi apa daya
Kembali tertawa
Ha ha ha ha ...

Mungkin aku gila
TIDAK !
Aku hanya bisa menangis
Aku tak bisa...

Satu pintaku
Lupakanlah semua kenangan hari kemarin
Hancurkanlah semua mimpi-mimpi
Jangan pernah kembali
Dan takkan pernah kembali
Dan janganlah kau pernah berikan aku satu harapan
Biarlah semuanya terlepas dan terhempas
Hingga terkubur di liang kesakitan
Dan karena ku ingin
Pergi, hilang dan melupakan
Selamanya....

Kamil.S

SAATNYA UNTUK HILANG

0 komentar

Detik melantun dalam irama lara
Saat dimana kuharus menuntaskan asa padaya
Ketika tersibak kisah ini pada hamparan lain
Yang sebelumnya telah dia sambangi penuh kasih.

Jarak kamipun kian terhempas dan terlepas
Mengurung kisah dalam tebaran kristal dari mata
Mengusung keranda cinta pada tiang pasak
Kami hanya bisa terdiam…. Diam…. Diam…. dan membungkam....

Dia ungkap hidup tanpaku hampa
Benarkah?
Kuludahi hampanya dalam pekat
Sebab dia tidak akan pernah hampa!

Andai aku memutuskan tuk pergi
Tak terkisah betapa lega hatinya…
Tak terkira betapa senyuman itu dia ukir...
Tak terkisah betapa bahagia dirinya

Dan aku disini bagai seonggok bangkai hidup…

Kamil.s

Lorem ipsum dolor

Visitor

Content

Featured Posts

Pengunjung

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

Search This Blog

Popular posts

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com