"Aku Bertanya Pada CINTA tentang
Arti dirinya"
“Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”
CINTA menjawab:
“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski
kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau
patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indera, tapi
adalah rasa.”
“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya,
dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu
engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau
harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”
“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan
pada-Nya dan tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan
demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau
hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk
Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak,
sebagai hamba.”
“Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa
kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain
pada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia
sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan
segala atas nama-Nya.”
Aku lantas bertanya pada CINTA:
“Bisakah aku merasakannya?”
Sambil berlaru CINTA menjawab:
“Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu
dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan,
percayalah padaku tambahnya….”
Aku pun Berteriak, “Wahai KAU SANG MAHA
PECINTA terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu
yang Maha Indah…””
0 komentar:
Posting Komentar