Senin, 31 Desember 2012
Minggu, 30 Desember 2012
KEBENDERANGAN KAN DATANG
Kala malam semakin larut
Warna juga seakan menghilang
Hanya gelap itu
Angin bertiup tak berarah namum belaiannya bisa mendamaikan
Sesekali dan bertahan.
Sial ... !
Kami terpaku di dalam kesunyian
Terdiam menatap ilusi kesendirian
Jiwa kami seakan terbiar dan terhempas dalam kehampaan
Kebekuan jiwa menjelma
Kedinginan nurani selalu menemani
Kami merindu tentang kehangatan
Kami bermimpi tentang keindahan
Saat tirai kebimbangan mulai tersibak
Fatamorgana menjauh dari realita
Hingga tersingkaplah kebenderangan
Makna kedamaian yang hakiki
Rabu, 26 Desember 2012
CITAKU ADA DI ATAS
Siang ini tak berwarna
Hanya terang itu
Kadang mendung
di Langit Tuhan awan hitam kelabu juga putih
Lari berarakan tak tentu arah.
Angin berlari jua berkejaran
pula tak tentu arah
utara, timur, selatan, barat..
Terkadang diam
Mata...
Memandang tak berbatas
Anganpun bergegas untuk mengayunkan langkah perdana
Iya...
di atas sana
Kami gantung cita kami
Insya ALLAH,
akan ada waktunya itu semua ada di genggaman kami
Kamil.s with Muh Ibrahim SaNd
Siang ini tak berwarna
Hanya terang itu
Kadang mendung
di Langit Tuhan awan hitam kelabu juga putih
Lari berarakan tak tentu arah.
Angin berlari jua berkejaran
pula tak tentu arah
utara, timur, selatan, barat..
Terkadang diam
Mata...
Memandang tak berbatas
Anganpun bergegas untuk mengayunkan langkah perdana
Iya...
di atas sana
Kami gantung cita kami
Insya ALLAH,
akan ada waktunya itu semua ada di genggaman kami
Kamil.s with Muh Ibrahim SaNd
Hanya terang itu
Kadang mendung
di Langit Tuhan awan hitam kelabu juga putih
Lari berarakan tak tentu arah.
Angin berlari jua berkejaran
pula tak tentu arah
utara, timur, selatan, barat..
Terkadang diam
Mata...
Memandang tak berbatas
Anganpun bergegas untuk mengayunkan langkah perdana
Iya...
di atas sana
Kami gantung cita kami
Insya ALLAH,
akan ada waktunya itu semua ada di genggaman kami
Kamil.s with Muh Ibrahim SaNd
Rabu, 19 Desember 2012
ARTI KATA ...
Kata adalah gabungan dua atau lebih dari huruf
Kata adalah harapan
Kata adalah cita-cita
Kata adalah ungkapan hati
Kata adalah suara hati
Kata adalah masa lalu
Kata adalah tentang hari ini
Kata bukan hari esok
Kata adalah lukisan setiap keadaan
Karena setiap kata adalah hidup
Karena setiap kata adalah setiap hembusan napas
Karena setiap kata adalah do'a
Dan...
Karena rangkaian semua kata
adalah cerita hidup
Tuhan ...
Jadikan setiap kata yang terrangkai dalam hidupku adalah do'a-do'a terbaik
Tuhan ...
Jadikan setiap kata dalam hidup ku terangkai agar selalu tunduk pada Mu,
Tuhan ...
sempatkan aku mengucap kata terindah untuk Mu
diakhir hari-hariku di dunia fana Mu
diakhir denyut jantungku
diakhir segala kehidupanku
kala jiwa terbujur kaku bersama tiang pasak
Kamil.s
Kata adalah harapan
Kata adalah cita-cita
Kata adalah ungkapan hati
Kata adalah suara hati
Kata adalah masa lalu
Kata adalah tentang hari ini
Kata bukan hari esok
Kata adalah lukisan setiap keadaan
Karena setiap kata adalah hidup
Karena setiap kata adalah setiap hembusan napas
Karena setiap kata adalah do'a
Dan...
Karena rangkaian semua kata
adalah cerita hidup
Tuhan ...
Jadikan setiap kata yang terrangkai dalam hidupku adalah do'a-do'a terbaik
Tuhan ...
Jadikan setiap kata dalam hidup ku terangkai agar selalu tunduk pada Mu,
Tuhan ...
sempatkan aku mengucap kata terindah untuk Mu
diakhir hari-hariku di dunia fana Mu
diakhir denyut jantungku
diakhir segala kehidupanku
kala jiwa terbujur kaku bersama tiang pasak
Kamil.s
SIMFONI HUJAN
petang kemarin aku di kampus ungu.
di teras jurusan duduk dan ngobrol kecil bersama org2 terkasih.
obrolan santai tapi penuh makna.
air hujan jatuh butir demi butir bak berlian dari hamparan langit luas
melewati bibir genting
membias
menciprati lantai
dan akhirnya membentuk lukisan abstrak
yang ku rasa indah luar biasa
kamil.s
di teras jurusan duduk dan ngobrol kecil bersama org2 terkasih.
obrolan santai tapi penuh makna.
air hujan jatuh butir demi butir bak berlian dari hamparan langit luas
melewati bibir genting
membias
menciprati lantai
dan akhirnya membentuk lukisan abstrak
yang ku rasa indah luar biasa
kamil.s
TANPA JUDUL
Aku.
Mataku pelototi goresan di tepi kertas suci...
Memahami setiap isi bait yang ku gores...
ha...ha...ha...
Ternyata tak bisa ku mengerti..
Hanya bisa terus melihat dan membaca nya..
Aku....
Aku memang jalang dan tak berharga diri..
Yang selalu menghinakan diri mengurusi mereka
Yang tak pernah berubah...
Mulut-mulut mereka terus berceloteh
Celoteh kemunafikan...
Aku...
Aku memang jalang dan tak punya harga diri
Yang selalu mengusik diri dengan api..
Menimba api dengan sayatan mimpi..
Aku tercoreng ke lembah ini...
Aneh ....
Aku...
Terus mendaki dan menapaki mimpi itu...
Dan aku...
Aku terlihat menjadi inti diri...
Menjadi rapi di hari yang sunyi..
Dan aku menjadi sunyi di setiap hari..
Karena api ku padam di tiup sunyi...
Kamil.S
Mataku pelototi goresan di tepi kertas suci...
Memahami setiap isi bait yang ku gores...
ha...ha...ha...
Ternyata tak bisa ku mengerti..
Hanya bisa terus melihat dan membaca nya..
Aku....
Aku memang jalang dan tak berharga diri..
Yang selalu menghinakan diri mengurusi mereka
Yang tak pernah berubah...
Mulut-mulut mereka terus berceloteh
Celoteh kemunafikan...
Aku...
Aku memang jalang dan tak punya harga diri
Yang selalu mengusik diri dengan api..
Menimba api dengan sayatan mimpi..
Aku tercoreng ke lembah ini...
Aneh ....
Aku...
Terus mendaki dan menapaki mimpi itu...
Dan aku...
Aku terlihat menjadi inti diri...
Menjadi rapi di hari yang sunyi..
Dan aku menjadi sunyi di setiap hari..
Karena api ku padam di tiup sunyi...
Kamil.S
MASIH DENGAN SIRNA
Pernah terbayang di alam khayalan
Dan masih bersama imajinasi yang berpetualang
Hahaha...
angan-angan
ingin mencuri bidadari dari kayangan
ingin pergi terbang melayang
bersama bintang dan rembulan
hahaha...
namun, apa daya kini angan
namun, apa daya kini khayal
namun, apa daya kini imajinasi
hilang, nyata dan tak terkata
hanya mampu menggumam
Dan masih bersama imajinasi yang berpetualang
Hahaha...
angan-angan
ingin mencuri bidadari dari kayangan
ingin pergi terbang melayang
bersama bintang dan rembulan
hahaha...
namun, apa daya kini angan
namun, apa daya kini khayal
namun, apa daya kini imajinasi
hilang, nyata dan tak terkata
hanya mampu menggumam
S I R N A
Pernah melintas dalam benakku
Ingin mengenal bait dalam sajak
Ingin memetik kata-kata bijak
dari sajak yang tergeletak
Ingin memetik kata-kata bijak
dari sajak yang terbujur kaku
Ingin memetik kata-kata bijak
dari sajak yang meliuk indah
di kertas yang fitrah
namun, kertas terbakar api
menyala, hangus dan
hilang.
Kamil.s
Ingin mengenal bait dalam sajak
Ingin memetik kata-kata bijak
dari sajak yang tergeletak
Ingin memetik kata-kata bijak
dari sajak yang terbujur kaku
Ingin memetik kata-kata bijak
dari sajak yang meliuk indah
di kertas yang fitrah
namun, kertas terbakar api
menyala, hangus dan
hilang.
Kamil.s
AWAL HARI
Warna jingga di awal hari, biaskan cahyanya
dari sela-sela rimbun pepohonan
indah dedauan yang meliuk indah bersama ranting
nyiur di tepi pantai
jua melambai dan meliuk indah bak penari balet
diiringi melodi indah kicau walet
Cahaya jingga
Terpantul air laut dan desiran ombak yang tak henti berjoget
Terpantul ke arah mataku
Bersama desir angin yang membelai lembut itu
Mengisahkan sebuah cerita baru
kamil.s
dari sela-sela rimbun pepohonan
indah dedauan yang meliuk indah bersama ranting
nyiur di tepi pantai
jua melambai dan meliuk indah bak penari balet
diiringi melodi indah kicau walet
Cahaya jingga
Terpantul air laut dan desiran ombak yang tak henti berjoget
Terpantul ke arah mataku
Bersama desir angin yang membelai lembut itu
Mengisahkan sebuah cerita baru
kamil.s
Kamis, 22 November 2012
PERNAHKAH ENGKAU TAHU BAHWA KAU ADALAH PAHLAWANKU ?
Tulisan ini Untuk Seorang Pahlawan Terbaik dan Terhebat
Dalam Hidup Saya. Iya, Dia adalah AYAHKU.
Kamis siang saya lagi menunggu adik-adik saya yang hebat,
untuk melanjutkan pembicaraan mengenai kegiatan pelatihan desain media oleh
Forum Mahasiswa PKIP FKM Unhas. Saya menunggu di tempat di mana sering
kuhabiskan waktuku akhir-akhir ini ketika sayaberada di kampus. Tiba-tiba
datang seorang Rafiqah (biasa sayapanggil ade’ Fiqah), membawa dan melaporkan
apa yang menjadi tugasnya. Iya, ada beberapa perbaikan dari apa yang menjadi
tugasnya tersebut. Anehnya dia datang tidak bersama teman-temannya. Dia datang dengan
membawa 3 dari sekian banyak buku koleksinya. Sejenak saya memandangi buku-buku
itu, mata saya tertuju pada salah satu buku yang berlatar warna biru langit.
Tertuju ke sana karena warna kesukaan saya adalah warna itu. Judul bukunya tak
terlalu jelas tulisannya (sudah kabur). Kuhampiri dan sayaambil. Ternyata
judulnya ‘The Power of Attitude’ yang
ditulis oleh Mac Anderson seorang pendiri successories.
Kata yang kemudian muncul dalam hati saya‘wow’. Dengan senyum saya bilang ke
Fiqah, Ade’ bukunya saya pinjam yaa. Ok kakak, Jawabnya.
Setiba di rumah, saya istrahat
dan melakukan aktifitas seperti biasa. Sekitar pukul 20.38 saya mulai membuka
halaman pertama. Hasrat yang kemudian muncul adalah keinginan terus untuk
membaca melanjutkan ke halaman-halaman berikutnya. Tapi, apadaya mata tak lagi
menoleransi keinginan diriku untuk melanjutkan bacaan. Berhenti di halaman 13.
Sampai pukul 23.13 saya terbangun kembali dan melanjutkan bacaan. Anda tahu,
buku ini sangat luar biasa, dan saya patut berterimakasih pada ade’ Fiqah.
Saya terpacu untuk menulis saat bacaanku sampai pada halaman
96. Di sana ada satu kalimat yang mengigatkannku pada jasa seseorang pada
diriku, yang saya sebut-sebut pahlawan terbaik dan terhebat di duniaku. Seperti
ini kalimatnya : …pernahkah kau tahu bahwa
kau adalah pahlawanku ?...melihat kalimat ini saya berhenti membaca dan kemudian
mengambil laptop kemudian menuliskan apa yang ada di kepala saya tentang kisah
seorang pahlawan ketika saya di sampingnya ataupun ketika kami berjauhan.
Di teras rumah, tempatku biasa menghilangkan penak di
pikiran saya mulai menulis. Kala itu udara sangat dingin hingga menembus
tulang-belulang bahkan sampai menghujam jantung. Malam sangat indah, seolah
melukiskan kisah indah bersama sang pahlawan sejatiku.
SERIBU BULAN SATU NAMA, dia adalah Muskamil. Dia adalah ayah
saya yang sangat hebat, Dia adalah guru saya, dia adalah sahabat saya, dia
adalah pahlawan saya dan dia adalah segalanya buat saya.
Ayahku Hebat
Iya, masih ku ingat kala
hidup telah memilih dan membawa saya ke dunia ini. Melalui Rahim seorang ibu
yang sangat mulia. Kala itu ayahku mengumandangkan adzan di telinga kananku
yang juga biasa dilakukan oleh ayah-ayah yang lain. Itulah mungkin hal pertama
yang beliau lakukan terhadapku di dunia ini.
Iya, banyak hal yang kemudian tidak bisa saya hitung betapa
banyaknya yang dilakukan beliau terhadapku. Ibuku pernah bercerita padaku, kala
usia saya menginjak mingguan ayahku selalu menimangku, “menggendongku” membawa saya keluar
rumah, memberi makanan untuk kesehatanku dengan memaparkan sinar mentari pada
diriku. Ketika saya menangis beliau merangkulku, beliau merangkulku dengan
pelukan hangatnya. Beliau menuntunku saat saya merangkak hingga saya dewasa
seperti sekarang. Beliau selalu mengajarkan etika dan budi pekerti kepada
anak-anaknya. Bukan hanya itu, beliau juga selalu mengajakku jalan-jalan
menikmati indahnya panorama alam, menikmati indahnya pagi. Indahnya awal hari
ketika cahaya jingga dibalut kuning emas muncul di ufuk timur, itulah
kebenderangan yang selalu mewarnai hidupku ketika bersama dengan beliau.
Masih kuingat, kala itu saya berada di usia 4 tahun. Setiap
awal hari ayahku membangunkanku, untuk menikmati indahnya senyuman sang
mentari. Setiap pagi beliau selalu mengajakku mandi embun yang ada pada helai
dedaunan hijau di kebun singkong. Dari rumah ke kebun itu saya digendong penuh
dengan kasih dan sayang. Melewati hutan mente di kampong halamanku tercinta.
Di hutan mente terdengar suara nyanyian burung yang bersahut-sahutan di padi
hari. Indah rasanya. Ingin kuulangi, tapi apa daya satu sungai tidak mungkin
dilewati dua kali begitu pula dengan masa lalu.
Ayahku juga Guruku.
Ketiaka saya berusia 7 tahun dan mulai mengenal dunia
pendidikan. Saya bersekolah seperti halnya anak-anak yang lain teman sebayaku.
Yang bisa kuceritakan di usia ini adalah di saat saya belajar mengeja sebuah
kata dan kemudian membacanya. Sederhananya adalah belajar membaca. Beliau
penyayang tapi berkarakter keras dan sangat dingin. Hampir setiap malam air
mata keluar akibat pelajaran dari seorang ayah. Iya, kupikir ini adalah
pelajaran paling susah buatku. Bagaimana tidak, beliau selalu berteriak,
membentakku, dan memukul jari-jariku ketika saya salah dalam mengeja setiap
kata. Iya, ayahku sangat keras untuk kehebatan anak-anaknya.
Anda tahu, apa pesan ayah di malam terakhir mengajariku
membaca? Ini pesannya : ‘berusahalah, bertahanlah nak, kamu pasti bisa’.
Keesokan harinya kala itu sayaberada di ujung hari cahaya jingga yang memerah
tampak di ufuk barat seolah mentari akan menghujamkan dirinya di perut bumi. Saya duduk
di atas tumpukkan balok kayu memegang sebuah buku bacaan untuk anak SD kelas 1
menikmati indahnya sore dengan terpaan angin yang sangat lembut. Yang ada di
kepalsayamemikirkan apa yang dikatan ayahku tadi malam. Dalam hati berkata, yaa
ALLAH biarkan saya bisa membaca. Kemudian perlahan saya membuka buku tersebut
kemudian membacanya. Alhamdulillah saya bisa membaca, ini adalah mukzizat dari
ALLAH. Itulah awal mulanya saya bisa mengeja dan membaca.
Di wajah beliau tampak senyuman indah, yang menggambarkan
bahwa dia bahagia akan anaknya yang sudah bisa membaca.
Pesan untuk seorang anak
yang berpetualang mencari ilmu
Ketika saya tamat SMP, yang ada di kepala saya, saya harus sekolah
di Kota. Kala itu suasana menjadi kelabu, ibuku menangis mendengar anaknya yang
masih berusia 13 tahun akan meninggalkannya untuk mengadu nasib di Kota mencari
ilmu. Ayahku tersenyum sambil berkata teruslah berjalan nak. Dan itu adalah
sebuah keinginan yang sangat mulia. Ayah siap menyekolahkanmu sampai kapan pun
selama ayah masih mampu membiayai kamu. Pergilah.
Seminggu kemudian saya pamit kepada kedua orang tua saya yang
selalu sayakasihi, yang karena keduanya saya rela kehilangan nyawa. Pesan dari
ayahku pergilah nak, baik-baik di sana. Sekolah dengan baik, belajar dengan
baik. Tapi ada satu pesan lagi yang selalu melakat di kepala saya sampai kekarang
bahkan mungkin sampai jantung tak lagi berdetak bersama tiang pasak. Ini
pesannya “berbuatbaiklah kepada sesama,
perlakukanlah mereka sebagaimana engkau ingin diperlakukan oleh mereka.
Mulailah dengan ikhlah, jujurlah pada sesama juga pada dirimu. Kesuksesan akan
selalu menghampirimu”. Pesan yang sangat luar biasa menurutku.
Banyak kisah dan cerita antara sayadan pahlawanku (ayahku),
yang mungkin tak habis dan tak berujung untuk diceritakan.
Yang pada akhirnya saya bilang Beliau sangat hebat.
Hebat tak ada tara dan tandingannya saya rasa. Seorang ayah
telah mengajarkan kepadsayabagaimana kemudian menyikapi kerasnya kehidupan yang
kita jalani di dunia ini. Mengajarkan kepada saya bagaimana menjalani hidup dan
kehidupan yang seolah tak perhah terpisahkan dengan onak dan duri yang selalu
menghalangi jalan setiap manusia. Iya, beliau mengajarkanku bagaimana bertahan
pada satu titik di kehidupan ini, bertahan pada satu titik untuk tidak menjauh
dan mengasingkan diri dari berbagai problematika kehidupan. Beliau sangat
hebat.
Ini
untuk seorang pahlawan
SayaCinta
Ayah
Telah Rapuh tulang-tulangmu
yang dahulu kau gunakan
untuk memberikan kami sesuap nasi
untuk menunaikan kewajibanmu sebagai kepala keluarga
Kini… kau berdaya lagi melakukan semuanya
kini… kau hanya mampu memberikan kami nasehat
kini… kau hanya mampu mengucapkan doa yang tulus untuk kami
untuk anak yang telah kau besarkan dengan kerja kerasmu
Ayah….
Air mata ini tak mampu membalas semuanya
semua yang kau lakukan untuk hidup kami
semua yang kau berikan kepada kami
Ayah…
Kasih sayang mu takkan mampu tergantikan orang lain
Perhatian yang kau berikan kepada kami takkan pernah kami lupakan
Walaupun kadang kami tidak mengindahkan semua yang kau berikan
Kadang kami tak pernah menghargai semua yang kau berikan
Kini, kamilah yang harus melakukan semuanya
Kamilah yang harus membalas semuanya
Kamilah yang harus memperhatikanmu…
Ayah….
Izinkanlah kami menjadi anak yang berbakti kepadamu
Anak yang tak melupakan kasih sayangmu
Izinkanlah kami untuk membahagiakanmu
Meskipun kami sadar
itu semua tidak bisa membayar semua yang telah kau berikan
dan kami sadar, nyawapun takkan mampu membalas semuanya…
Terima kasih ayah…
Kini kami menjadi orang yang mampu berdiri
kini kami mampu menjadi orang yang mandiri
kini kami mampu menapaki hidup dengan doa dan kasih sayangmu…
Ayah…
Telah Rapuh tulang-tulangmu
yang dahulu kau gunakan
untuk memberikan kami sesuap nasi
untuk menunaikan kewajibanmu sebagai kepala keluarga
Kini… kau berdaya lagi melakukan semuanya
kini… kau hanya mampu memberikan kami nasehat
kini… kau hanya mampu mengucapkan doa yang tulus untuk kami
untuk anak yang telah kau besarkan dengan kerja kerasmu
Ayah….
Air mata ini tak mampu membalas semuanya
semua yang kau lakukan untuk hidup kami
semua yang kau berikan kepada kami
Ayah…
Kasih sayang mu takkan mampu tergantikan orang lain
Perhatian yang kau berikan kepada kami takkan pernah kami lupakan
Walaupun kadang kami tidak mengindahkan semua yang kau berikan
Kadang kami tak pernah menghargai semua yang kau berikan
Kini, kamilah yang harus melakukan semuanya
Kamilah yang harus membalas semuanya
Kamilah yang harus memperhatikanmu…
Ayah….
Izinkanlah kami menjadi anak yang berbakti kepadamu
Anak yang tak melupakan kasih sayangmu
Izinkanlah kami untuk membahagiakanmu
Meskipun kami sadar
itu semua tidak bisa membayar semua yang telah kau berikan
dan kami sadar, nyawapun takkan mampu membalas semuanya…
Terima kasih ayah…
Kini kami menjadi orang yang mampu berdiri
kini kami mampu menjadi orang yang mandiri
kini kami mampu menapaki hidup dengan doa dan kasih sayangmu…
Ayah…
Pernahkah engkau
berpikir bahwa kau adalah pahlawan kami ?
SALAM TERANG
SYAHRIN KAMIL
SATU LAGI : Masihkah Pacaran Sebuah Keharusan ?
TULISAN INI KUPERSEMBAHKAN
UNTUK SAHABAT-SAHABAT SAYA YANG HEBAT
SATU HATI, DUA HATI. SERIBU CINTA, SEJUTA KASIH &
SAYANG. Kalimat itu lewat di kepalaku, kala aku duduk santai di teras rumah
yang berukuran kira-kira 2 kali 4 meter. Di malam yang hitam tapi kurasa indah.
Sekitar pukul 23.14 menit kupandang langit yang luas, awan kelabu bahkan hitam
berarakan ke sana kemari dengan alunan sang bayu, bintang-bintang yang jua
masih setia menemani sang rembulan. Kicauan burung hantu, melantunkan
melodi-melodi di malam yang hitam yang indah. Itulah yang membuatnya kusebut
malam hitam tapi indah.
Malam itu sangat dingin. Iya dingin sekali rasanya. Belaian
sang bayu menusuk hingga menembus tulang belulang. Sedikit bergetar tangan dan
tubuhku, tapi rasanya ingin terus berada di sini. Menikmati indahnya malam yang
kusebut tadi.
Pikiran terus berkelana dan berpetualang. Khayalku tak lagi
terbendung. Akhirnya aku menemukan sebuah keganjilan dari kehidupan masa lalu
saya. Iya, Aku sebut pengalaman ketika ‘PACARAN’. Berhenti di sana sejenak,
kemudian khayalku meneruskan petualanggannya membuka apa yang terjadi ketika
pacaran ku jalani dengan mereka yang pernah menjadi pacarku.
Hasil
dari seluruh rangkaian imajinasiku tersebut adalah pertanyaan muncul di kepala
saya, kurasa sangat kontoversial dengan dengan mereka yang paradigmanya beda denganku.
Inilah
pertanyaan itu : Masih Haruskah Aku
Berpacaran ?
Mengenal
lawan jenis dengan dalih untuk mengenal pribadi masing-masing. Padahal
kenyataannya, hanya sedikit kejujuran yang di tampakkan pada saat pacaran. Rasa
takut yang besar untuk di tinggal pasangannya atau hendak mengambil hati
pasangannya membuat mereka menyembunyikan keburukan yang terdapat dalam
dirinya. Sudah menjadi rahasia umum, jika usia pacaran yang lama tak menjamin
bahwa itu menjadi suatu jalan untuk memuluskan hubungan menuju jenjang
pernikahan. Sudah tak menjamin adanya pernikahan setelah sekian lama menjalin
masa pacaran, juga banyak di bumbui pelanggaran terhadap rambu-rambu Allah.
Maksiat yang terasa nikmat.
Zaman
sekarang, berpacaran sudah selayaknya menjadi pasangan suami istri. Si pria
seolah menjadi hak milik wanita dan si wanita kepunyaan pribadi si pria. Mereka
pun bebas melakukan apapun sesuai keinginan mereka. Yang terparah adalah sudah
hilangnya rasa malu ketika melakukan hubungan suami istri dengan sang pacar
yang notabene bukan mahram. Padahal pengesahan hubungan berpacaran hanya berupa
ucapan yang biasa di sebut “nembak”, misalnya “I Love You, maukah kau menjadi pacarku?” dan di terima dengan
ucapan “I Love You too, aku mau jadi
pacarmu”. Atau sejenisnya. Hanya itu. Tanpa adanya perjanjian yang kuat
(mitsaqan ghaliza) antara seorang hamba dengan Sang Pencipta. Tanpa adanya akad
yang menghalalkan hubungan tersebut. Hubungan pacaran tak ada
pertanggungjawaban kecuali pelanggaran terhadap aturan Allah. Karena tak ada
yang namanya pacaran islami, pacaran sehat atau apalah namanya untuk melegalkan
hubungan tersebut.
Kita
berlelah melakukan hubungan pacaran. Melakukan apapun guna menyenangkan hati
sang kekasih (yang belum halal) meskipun hati kita menolak. Jungkir balik kita
mempermainkan hati. Hingga suka dan sedih karena cinta, cinta terlarang. Hati
dan otak di penuhi hanya dengan masalah cinta. Kita menangis karena cinta, kita
tertawa karena cinta, kita meraung-meraung di tinggal cinta, kita pun mengemis
cinta. Hingga tak ada tempat untuk otak memikirkan hal positif lainnya. Tapi sayang,
itu hanya cinta semu atau kesia-siaan. Kita berkorban mengatasnamakan cinta
semu. Seorang pacar, hebatnya bisa menggantikan prioritas seorang anak untuk
menghormati orangtua. Tak sedikit yang lebih senang berdua-duaan dengan sang pacar
di banding menemani orangtua. Pacar bisa jadi lebih tau sedang dimana seorang
anak di banding orang tuanya sendiri. Seseorang akan rela menyenangkan hati
pacarnya untuk di belikan sesuatu yang di suka di bandingkan memberikan kejutan
untuk seorang ibu yang melahirkannya. Seseorang akan lebih menurut pada
perintah sang pacar di banding orang tuanya. Hubungan yang baru terjalin bisa
menggantikan hubungan lahiriah dan batiniyah seorang anak dengan orangtua.
Akihirnya yang ada untuk itu adalah bualan yang menular, kantong kering, dan
lain-lain.
Jika
pun akhirnya menikah, maka tak ada lagi sesuatu yang spesial untuk di
persembahkan pada pasangannya. Sebuah rasa yang seharusnya di peruntukan untuk
pasangannya karena telah di umbar sebelumnya, maka akan menjadi hal yang biasa.
Tak ada lagi rasa “greget”, karena masing-masing telah mendapatkan apa yang di
inginkan pada masa berpacaran. Bisa jadi, akibat mendapatkan sesuatu belum pada
waktunya maka ikrar suci pernikahan bukan menjadi sesuatu yang sakral dan mudah
di permainkan. Na’udzubillah.
Parahnya
jika tiba-tiba hubungan pacaran itu kandas, hanya dengan sebuah kata “PUTUS”
maka kebanyakan akan menjadi sebuah permusuhan. Apalagi jika di sebabkan hal
yang kurang baik misalnya perselingkuhan. Kembali hati yang menanggung
akibatnya. Hati kemudian meringis kesakitan akibat cinta yang semu tadi.
Kesedihan yang berlebihan hingga beberapa lama. Hati yang terlanjur memendam
benci. Tak sedikit yang teramat merasakan patah hati dikarenakan cinta
berlebihan menyebabkannya sakit secara fisik dan psikis. Juga ada beberapa
kasus bunuh diri karena tak kuat menahan kesedihan akibat patah hati.
Iya,
nampaknya terdengar berlebihan. Tapi, mungkin saja itu adalah kenyataannya,
hati adalah suatu organ yang sensitif. Bisa naik secara drastis, tak jarang
bisa jatuh langsung menghantam ke bumi. Apa yang di rasakan hati akan terlihat
pada sikap dan perilaku. Hati yang terpenuhi nafsu akan enggan menerima hal
baik. Ada orang bilang, jangan pernah bermain dengan hati. Karena dari mata
turun ke hati, kemudian tak akan turun kembali. Akan ada sebuah rasa akan
mengendap di dalam hati. Jika rasa itu baik dan di tujukan pada seseorang yang
halal (suami atau istri) maka kebaikan akan terpancar secara lahiriah. Bukan
sebuah melankolisme yang kini merajalela.
Banyak pelajaran dari diriku
dan sekitar. Kenapa masih harus berpacaran??
Karena
ingin ada teman yang selalu setia mendengar tiap keluh kesah?? Tak selamanya
manusia bisa dengan rela mendengarkan keluhan manusia lainnya. Hanya Allah yang
tak pernah berpaling untuk hambaNya. Bisa jadi secara fisik sang pacar rela
mendengar dengan seksama, tapi dia juga manusia yang akan merasa bosan jika
selalu di cecoki dengan berbagai keluhan.
Malu di bilang jomblo??
Jika
dengan jomblo kita bisa terbebas dari rasa yang terlarang, kenapa harus malu??
justru kita akan merasa nyaman bercengkerama dengan Allah karena sadar hati
kita hanya patut di tujukan kepadaNya bukan yang lain. Justru kita harus bangga,
di saat yang lain berlomba untuk melakukan hal terlarang tapi kita menjauhinya.
Kemudian tak akan ada perasaan was was karena telah melanggar aturan Allah.
Kita bebas berkumpul dengan kawan-kawan tanpa ada kekangan dari orang yang
sesungguhnya tak memiliki kewenangan terhadap diri kita.
Mungkin
masih banyak lagi kesia-siaan dalam berpacaran. Dan sesungguhnya belum tentu
sang pacar akan menjadi pasangan kita kelak.
Pacaran
ibarat narkoba, banyak yang mengelak bahwa dengan berpacaran mereka memiliki
semangat baru dan sederet hal positif yang mereka deklarasikan. Tapi sama
halnya dengan alkohol, maka manfaat yang di dapat jauh lebih kecil di banding
kemudharatan yang di hasilkan. Karena segala sesuatu yang di larang Allah,
pasti ada sebab dan manfaatnya.
Kemudian
ada yang berdalih, toh pacaran itu tidak merugikan orang lain. Tidak merugikan
orang lain, namun hukum Allah jauh lebih baik untuk di ikuti ketimbang
menurutkan hawa nafsu yang berakhir pada jurang kebinasaan.
Kemudian
banyak orang yang berdalih dan aku ada di dalamnya kala itu. Dalih mereka ini
adalah sebuah jalan menunju ke sana (pernikahan). Jalan ini mereka tempuh juga
dengan dalih pencocokkan karakter.
William
Jennings Bryan pernah bilang seperti ini : Takdir
bukanlah mengenai kesempatan, melainkan mengenai pilihan. Ia bukanlah sesuatu
yang kehadirannya ditunggu, melainkan sesuatu yang harus di raih. Ketika
hal ini diterjemahkan dengan keliru maka hasilnya adalah bukan sebuah kebaikan
tapi sebuah kehancuran. Banyak hal yang kupikir untuk dilakukan, misalnya
diajak berteman biasa tanpa harus pacaran. Bagiku itu sudah cukup untuk
mengenali satu sama lain.
Inilah pergeseran
paradigma yang terjadi pada diriku.
Inilah SIKAP yang
kutempuh dengan sepenuh hati, yang mungkin saja akan membuat perbedaan yang
cukup besar dengan orang-orang sekelilingku.
Merdekakanlah
dirimu dari kekangan satpam-satpam yang kalian cintai, yang kalian cintai
dengan cinta kesia-sian.
Cintailah
Seseorang yang bias mendatangkan kecintaan dari ALLAH SWT.
Teruslah
berjalan, sampai akhirnya kita memilih sesuatu. Pilihlah hal itu dengan segenap
hati.
SALAM TERANG
SYAHRIN KAMIL
Rabu, 21 November 2012
KENGEN UNTUK SAHABAT
Dalam remang cahaya lilin
Sekilas nampak kilauan kasih
Memedarkan arti kekelabuan hati
Sesaat seolah redup
Membisakan harapan cinta dan kerinduan
Dalam dada menyesak arti ketidakpastian
Sesekali ingin semua cita teraih
Namun, tak dapat menembus batas ruang
Yang semakin menjauh
Dikala sekelebat kilat menyala
Cahayanya menyilaukan mata
Bukan terang yang kuraih
Namun kegelapan setelahnya
Hamparan bunga cinta menjadi merana
Kedinginan, ingin ada yang memetiknya
Dipandang ditaruh dalam vas bunga
Walau nantinya layu
Namun hidupnya menjadi berarti
Menikmati semua tujuan yang dicapai
SENDIRI
Di kesepian malam aku sendiri
Termenung dibawah cahaya rembulan
Kelap-kelip para kejora
Yang selalu setia menemani sang rembulan
Di alam..
Pucuk-pucuk daun meliuk indah
Mengikuti irama sang bayu perlahan
Angin…., Aku hargai kau menghiburku
Memang tidak ingin aku berlama-lama
Larut dengan gelapnya malam
Terombang-ambing oleh kelamnya awan
Angin…., Tolong katakan pada bintangku
Aku rindu dan berharap dia hadir disini
Dengan segala ketulusan cintaNya
Ingin aku mengajaknya bernyanyi
Menari, berdansa berdua
Angin…, katakanlah padaNya
Aku perlu belaian sejuta kasihNya
Ingin aku menikmati indahnya malam ini
Dengan kehangatan peluk mesraNya
Angin…, untuk yang terakhir
Katakanlah padanya
Aku benci dengan kesendirian ini
=Syahrin Kamil=
KUJELANG
Pagi yang indah kujelang kembali
Menghempaskan mimpi meraih bergantinya hari
Di ufuk timur tersirat cahaya kedamaian
Sejenak siang kan berusaha mendepak
Aku bilang pada diriku
Ini akan….
Membangkitkan semangat menghangatkan perasaan
Hembusan angin menemaniku berjalan
Mengiringi langkah berpadu dalam kepastian
Gemersik dedaunan bak irama kehidupan
Kicauan burung di pagi itu
Hembusan sang bayu
Sepoi-sepoi
Mereka selalu dan
Selalu setia menyanyikan lagu kemenangan
Dalam menggapai makna cita dan cinta
Dalam mewujudkan makna hidup yang sesungguhnya
Hidup akan aku
Biarkan pergantian hari terus berjalan
Karena setiap saat akan selalu kujelang
Sampai akumulasi detik ini berhenti
Semua terus akan kujelang sampai jantung
Tak lagi berdetak
Bersama tiang pasak
Senin, 19 November 2012
IBUKU PALING CANTIK SEJAGAD
SERIBU BULAN SATU NAMA dan disetiap awal hari cahaya
jingga, kemilau keemasan terpancar di ufuk timur. Setiap ujung haripun dua
cahaya itu tetap jua terpancar di ufuk barat. Seolah merekah tersenyum
menjalani hari ketika diawal, dan santun sebelum meninggalkan hari ketika ujung
akhir hari. Iya, dia Matahari. itulah sumber cahaya itu. Karunia Sang Pencipta
yang tiada tertandingi penguasa seluruh jagat raya dan seluruh isi perut jagat
ini. Rerimbunan tautan hijau, kebun singkong, kacang, jagung, area hutan jati.
Disana Seorang wanita kupikir dia adalah wanita mulia. Iya,
memang dia adalah wanita mulia. Pertama kali memperlihatkan
cahaya jingga itu, kemilaunya, Santunnya yang ramah menyudutkan satu kata di
hati.,”subhanallah..!!!”. kepada buah hati yang dikandungnya. Sore
itu perempuan perkasa, cantik mempesona, tidak terlalu tinggi, kalau pun jadi pramugari
pasti pantaslah beliau pantas sepantasnya. Gerai rambutnya lurus namun hitam
kusam, kuku kukunya pecah pecah tak lagi berwana putih suci seperti dulu saat
baru dilahirkan dari rahim ibunya, kini warnanya putih kekuning kuningan karena
tanpa lelah berdharma bakti demi keluarganya. Postur tubuhnya yang tidak
terlalu tinggi itu, tapi tak sedikitpun gerakkannya yang menggambarkan
ketidakkuatannya, tak ada sahabat..!! Lengannya berotot seolah lengan-lengan
pelaku panco yang tiap harinya dibuatnya untuk membersihkan kebun kecil dan
halaman istananya. Kakinyapun berotot seolah kaki kaki bodi guard yang tiap
harinya dibuatnya untuk berjalan kaki kepasar membawa jualannya, sebut saja
jualannya itu roti goreng dan aneka gorengan lainnya. Kesemuanya itu adalah
buatan sendirinya. Sangat mulia kurasa, beliau lakukan untuk membelikan apa
yang diinginkan oleh delapan buah hati yang dikasihinya. Telapak kakinya serupa
tanah persawahan yang kering kerontang tak ada hujan selama bertahun-tahun dan
tak pernah dibajak sehingga pecah pecah selaras pandang.
Kau tahu sahabat siapa perempuan perkasa itu sahabat..??? Ia
adalah Ibuku,,sahabat!! Seribu bulan Satu nama dan nama itu adalah WA
ODE UMI indah bukan nama itu!! Itu adalah nama Ibuku sahabat!! Namanya adalah
gambaran pesona jiwa, cinta kasihnya yang murni,,Kepada keluarganya, kepada
sekitarnya. UMI arti yang sebenarnya adalah buta huruf. Iya, tapi tidak buta
akan kasih dan cinta kepada keluarga dan sekitarnya. Perkasanya membuat aku
malu jika aku harus menyerah untuk mengejar mimpi, cita cita dan
harapan. Maka yang aku lakukan adalah terus merangkai mimpi dengan
imajinasi juga kerja keras dan do’a. Ibundaku tercinta yang cantiknya tiada
tara sejagad raya, yang budi pekertinya laksana air yang membersihkan tubuhku
selepas aku bermain tanah putih di halaman istana kecil kami seharian dengan satu
kakak perempuanku dan enam adik-adikku. Senyumnya seakan membangkitkan
semangatku, anak kedua putra pertamanya dan lelahnya adalah tangisanku.
Ibuku karap kali membelaku, dibanding bandingkan dengan saudara-saudaraku
yang lainnya. Belakangan baru aku tahu mengapa ibuku selalu membelaku, kala aku
masih kecil diusia 7 sampai 13 tahun ibuku selalu menyiksa dan memukuliku
dengan kayu karena kesalahanku. Bahkan sebelum aku ke Makassar berpetualang
mencari ilmu, ibu acap kali mengeluarkan air mata bak Kristal yang jatuh dari
langit. Pikir anaknya yang dulu selalu disiksanya.
Ibuku adalah seorang pekerja keras sahabat, yang
tanpa lelah selalu menjadi penopang hidup keluargaku setelah
ayahku. Kali ini aku bingung harus menulis apalagi untuk mengungkap
semua hal tentang ibuku tercinta. Kecantikannya tiada yang mampu menandingi,
Cantiknya Nasrah, Bawelnya Asri, teduhnya Mustika, Hingga perempuan terkasihku
sekalipun tiada yang mampu menandingi ibunda tercintaku. Tiada sahabat, tiada
yang bisa. Selamat Ulang Tahun Ibu,,Selamat Ulang Tahun, Aku tahu Ibuku
takkan pernah tahu bahwa esok adalah ulang tahunnya. karena seumur umur ia tak
pernah tahu apa itu Ulang tahun apalagi merayakannya. Tak pernah sahabat,,tak
pernah sekalipun,, Seumur umur itu juga aku tak pernah pula
mengucapkan kalimat itu sahabat,,,,!! sumpah aku tak pernah. Karena tiap kali
aku bertanya tanggal berapa ibuku dilahirkan, Ibuku tak pernah tahu kapan Ia
dilahirkan, Mungkin baginya tanggal kelahiran tak jauh lebih penting ketimbang
kabahagian keluarga.. Namun aku meyakini hari itu, 19 November
adalah tanggal ulang tahun ibuku, Tanggal itulah tanggal lahir ibuku,,aku
meyakini itu,,meski Ibuku tak pernah tau,,entah aku mendapat ilham dari mana,
hanya saja aku ingin mengucap kalimat ulang tahun kali ini untuk ibuku,,untuk
yang pertama kalinya,,pertama kali dalam hidupku, dan pertama kali pula seumur
hidup ibuku..pertama kali,. Selamt Ulang Tahun Ibu,,Selamat Ulang
Tahun,,!!! I miss and love U,,forever,,Forever,,forever!!!
SALAM TERANG
SYAHRIN KAMIL
Sabtu, 17 November 2012
Yang Lalu, Yang Hilang
YANG HILANG akan berlalu, yang
lalupun akan hilang bersamaan dengan akumulasi detik yang tak henti berrotasi.
Dua penggal kalimat ini buatku adalah pelajaran paling berharga untuk semua
orang, itu menurutku. Dari deretan pengalaman hidup yang indah, yang manis,
bahkan yang buruk akan tertuang dalam tulisan ini. Ketika aku berpetualang
dalam mencari sesuatu yang aku cari, kesemuanya itu juga termuat dalam tulisan
ini. Perjalanan ini kurasa unik juga menyenangkan. Keunikan itu terlukis dari
gejolak kehidupan saya. Keluarga, Sahabat, teman, bahkan mereka yang pernah
menjadi kekasihku. Merekalah yang membuat hidupku unik dan menyenangkan
terutama ketika waktu seharian kuhabiskan dengan mereka yang pernah menjadi
kekasihku.
Kembali…
Yang hilang akan berlalu,
Entah berpamit atau menghilang tanpa
kata dititipkan untukku, untukmu, untuknya dan untuk mereka yang ditinggalkan.
Iya, ‘bejat’ memang kupikir mereka yang pergi tanpa pamit.
Iya, kurasa yang kutulis ini bukan
tentang kebejatan yang hilang tanpa kata. Tapi, keindahan yang pernah terjadi
dalam hidup yang pernah diukir olehnya yang hilang dalam hidupku.
Kupikir masa itu…
Ketika aku berjalan mundur dan
hilang dari tempatku berpijak saat ini dengan kurun waktu mungkin 3 atau 4
tahun. Kemudian aku berjalan ke depan kembali menapaki jejak itu.
Indah Rasanya, Iya sangat Indah…
Yaa.. Sebuah keindahan juga
kedamaian yang kurasakan. Tapi, kembali lagi ada kata tapi. Di sisi lain
kedamaian itu terkadang membuatku gelisah. Kegelisahan akibat terlena dengan
suasana indah. Hidupku seolah tak punya arah dan tujuan. Pernah berpikir untuk
mati saja. Logika tak lagi sejalan dengan kata hati yang paling dalam. Aku juga
sudah mulai ragu dengan apa yang dikatakan oleh kalbuku. Untung aku sadar
sepintar-pintarnya diriku, logikaku, tak sepintar hatiku. Iya.. Itulah yang
menyelamatkannku.
Suatu waktu aku berpikir bahwa aku
ini telah mati. Bagaimana tidak, aku berada di lingkungan banyak orang
sedangkan mereka tak menghiraukannku. Maka aku berpikir bahwa aku telah tiada. Kala
itu, otakku serasa akan pecah. Pikiranku berkelana, pikirannku berpetualang tak
tahu entah ke mana tak ada akhir, tak ada batas untuk itu. Sampai akhirnya aku
menemukan muara dari petualangan itu. Muara itu berpusat pada satu tempat kusebut
itu ‘Entah Berantah’ karena aku tak tahu tempat itu apa, di mana, siapa
penghuninya. Di sana aku melihat lelaki tua, lekuk badannya bak busur panah
yang hendak menghempaskan anak panahnya. Di kepalaku timbul tanya entah apa
yang ada di kepala lelaki tua itu, dia berjalan sembari tersenyum kecil
menghitung langkahnya. Kemudian sekonyong-konyong aku mendekati dan
menyalaminya. Aku bercerita kepadanya tentang apa yang kualami saat ini.
Panjang kuceritakan kisahku, diakhir dia berkata “jadilah pemenang atas dirimu”. Kemudian hilang dari hadapanku. Oh
ternyata aku bermimpi.
Mimpi itu yang membangunkanku dari
tidurku, dari masalahku. Kalimat lelaki tua itu melekat di kepalaku. Hingga aku
tersadar bahwa aku berada pada jalan yang salah. Suatu malam di sepertiga malam
terakhir aku terbangun. Aku kemudian menghampiri kran air. Kemudian aku
Membasuh kedua telapak tanganku, sampai akhirnya Membasuh kedua telapak kakiku.
Kemudian di atas sajadah Tua ku kedua tanganku menengadah memohon kepadanya aku
berdo’a Tuhan tunjukkan jalan yang benar untukku, Bantulah aku menjadi pemenang
atas diriku. Tak sadar tetesan air mata membasahi sajadah tuaku tersebut.
Cerita di atas mengisahkan ketika
aku menjalin kasih dengan teman kuliahku, dia adalah Nurjanah. Hasil dari do’aku akhirnya aku sadari bahwa
aku bermasalah dengan diriku, aku futur bukan karena dia, bukan karena mereka,
tapi dirikulah yang bermasalah dengan diriku. Sampai akhirnya aku ceritakan
masalah pada dua sahabatku yang hebat, sahabat yang aku kasihi, Adi dan Baim.
Mereka hebat, ketika aku jatuh, mereka berdua membangunkanku, ketika aku salah
mereka menegurku, mereka mengkritisiku, aku sangat bersimpati pada mereka.
Setelah mendengar curhatannku, mereka bilang ikuti kata hatimu sambil menepuk
dada kiriku, hilangkan sedikit keakuanmu. Semua akan baik-baik saja.
Aku tersenyum…
Dan berkata kepada mereka,
terimakasih teman.
Aku pernah menulis seperti ini
Aku berpijak dan berjalan di bumi-NYA
Kesemuanya… Rahmat & Cinta
dari-NYA
DIA telah memberikan keAKUan padaku
Sehingga aku bisa hidup seperti
seharusnya
Tapi,..
Kembali lagi kata tapi bersama
tulisan ini
Keakuan ini haram untuk melukai hati
yang suci
Hati yang suci pada seorang wanita
mulia.
=Syahrin Kamil=
Inilah yang menyadarkan aku bahwa aku memang benar-benar
bermasalah dengan diriku.
Dua penggal kalimat ini kuperuntukkan Dia yang pernah
menjadi kekasihku. Ketika masa lalu berlalu maka yang lalu perlahan akan
menghilang untuk selamanya. Bersamanya hidupku indah dan juga ketidakindahan
selalu ada. Suatu ketika Ramadhan datang, aku jemput ini dengan hati yang
bahagia. Awal Ramadhan kurasa sangat indah. Ya bagaimana tidak? Ada yang selalu
membangunkanku disaat sahur menjelang.
Tapi, petaka datang ketika wanita itu meninggalkan
sejenak kota ini, ke kota asalnya. Komunikasi aku, dia sangat jarang. Sejenak
aku berpikir dan bertanya. Apa gerangan yang terjadi pada kami. Pikiranku
kembali berkelana mencari apa yang harusnya aku dan dia lakukan. Tapi,
kesemuanya tak ada titik yang kutemui. Alhasil pertengkaran kembali mencuat di
permukaan.
Keakuanku Membahana…
Itu hal yang kembali terjadi pada diriku, dirinya.
Ketidakcocokkan mulai aku rasakan, kami tak mungkin lagi
bersama. Handphone kecilku kemudian
membantu untuk berbicara dengannya. Satu kata yang aku bilang. ‘Kita Selesai’!. Haa.. katanya. It’s ok. No problem. Pembicaraan putus.
Tak ada komunikasi. Seminggu lamanya waktuku dalam seminggu itu kuhabiskan di
kepalaku untuk pikir dia yang sebenarnya masih kucintainya. Rindu masih
miliknya, sayang masih miliknya. Tapi egolah yang mematikan semuanya.
Maaf adalah senjataku…
Setiap masalah menghampiri kata maaflah yang selalu setia
menemani saya untuk menemuinya yang masih kucinta. Setiap kata maaf kuucap
jawabnya juga dimaafkan. Hal ini rasanya nyaman dan menyenangkan. Di sisi lain,
kenyamanan ini juga menggelisahkanku, kegelisahan mencuat karena kupikir seakan
tidak ada perjuangan yang kulakukan untuk bersamanya lagi. Di kepalaku kembali
muncul tanda tanya besar apakah dia benar
masih bersamaku?. Entahlah.
Semuanya Baik-baik saja…
Akumulasi detik terus berjalan hingga membawa kami di
satu waktu yang sangat indah. Kala itu aku, dirinya berjalan bersama
menunggangi sepeda motor ku, entah tempat itu di mana. Tapi kurasa sangat
indah. Yaa.. tidak ada masalah yang menghampiri. Senyumku senyumnya kembali
merekah di bibirku dan bibirnya yang manis. Kebahagiaan seakan tak ada
batasnya. Komunikasi sangat lancar. Hingga malam kami lewati tanpa lelap. Mata
tak ingin tertutup, bibir terus berkata. Itulah mungkin kebahagiaan yang aku
rasakan bersamanya.
Dari itu pernah kutulis puisi
Kala itu aku di sudut ruangan kecil di kampus ungu
Seperti ini
Entah apa.
Apa yang ada di benak dua anak
manusia ini.
Aku bingung…
Malam seakan milik mereka berdua
Keduanya melewati malam tanpa lelap
Malam…
Dengan kebisuan tanpa warna
Mereka meniadakan hal itu
Warna tercipta ketika cerita tak
berujung.
Tapi, yang mereka ceritakan
Yang keduanya bicarakan adalah
sebuah ketidakwajaran.
Entahlah…
Yang ku tahu
Mereka telah menciptakan taman
langit
Di malam yang bisu
Di malam yang tanpa warna.
=syahrin kamil=
Pergi Tanpa Pamit…
Ketidakjelasan hubungan kami kembali mencuat. Suatu
ketika aku tanya kabar dan ingin bicara kecil dengannya. Dia berkata cari temammu
untuk bercerita. Hatiku seakan dicabik-cabik, tubuhku seakan dicambuk seribu
kali. Sakit kurasa. Iya kesakitan dikala bahagia tak lagi bersamaku. Kucoba
beberapa kali untuk membujuk dia yang lagi masih kucinta. Tidak. Jawabnya.
Kegilaan muncul di diriku. Pada akhirnya aku kirimkan pesan singkat dari ponsel
kecilku ‘lakukan apa yang terbaik
menurutmu, aku tak pernah ingin mencampuri urusanmu lagi’ selamat tinggal’. Tak
ada respon, kukira dia telah pergi untuk selamanya. Iya memang benar adanya.
Aku kemudian membisu…
Waktu terus berlalu, sedangkan aku masih dan tetap
membisu kala aku berhadapan dengannya. Kebisuanku terjadi akibat sakitnya hati
yang kupunya. Hatiku seakan berteriak pada Tuhan. Tuhan aku bisa lintasi bumimu
sampai dimanapun ujungnya, aku bisa rajai hari, aku bisa menjadi raja atas
mereka. Tuhan aku sakit tolonglah aku. Hasilnya aku bahagia dengan bantuan
Tuhanku, Tuhanku menjamah segala do’aku. Dan pada akhirnya aku bisa hidup
seperti seharusnya.
Hikmah itu kemudian muncul…
Kebahagiaan muncul seketika…
Sahabat kita hanya mampu merencakan sesuatu, tapi maha
rencanalah yang memutuskan semuanya, masih ada rahasia dibalik rahasia, yang
bisa kita lakukan mulailah dengan ikhlas jangan pernah memikirkan hasil dari
apa yang kita kerjakan. Ketika kita beranjak dengan keikhlasan apapun hasil
dari karya kita, kesemuanya dengan lapang akan kita terima, karena itulah yang
terbaik untuk kita.
Terakhir…
Mencintai, anda siap untuk memberi
Bukan menerima, bukan itu
Tapi, satu hal yang akan ku bisikkan
pada sahabat
Aku bersyukur telah mencintainya
Dengan mencintainya
Telah memperluas wawasanku tentang
Ketdakwajaran dan ketidakharusan
untuk dilakukan
Salam Terang
SYAHRIN
KAMIL
Langganan:
Postingan (Atom)
Lorem ipsum dolor
Visitor
Content
Histats
Featured Posts
Blogroll
Diberdayakan oleh Blogger.
Social Icons
Search This Blog
Popular posts
-
Sangat Tepat Untuk Perempuanku If I had to live my life without you near me The days would all be empty The nights would seem so long ...
-
perempuanku dan pagi yg lengang pada sisa dingin yang terserabut waktu cabar asmaradana menjejak di bias kemuning mentari kabarkan asa ...
-
Sejak aku jatuh padamu perempuan hebat kadang langit kutatap merah jingga dan lain waktu berkabut perak memayungi pelataran ubunku...
-
Alam semesta tak pernah meminta Matahari untuk menyinari dan menghidupinya. Mungkinkah kita seperti matahari, mencintai tanpa harus dimint...
-
Lorong-lorong hitam itu Tumbuh di kepalaku Dan lorong gelap itu Tercipta di busung terdepanku Lembab dalam hening malam memucat, ...
-
Tubuh mungilmu tampak lusuh Tapi api semangat membunuh luluh Langkahkan terus kakimu Iringi desah doa dan berserah Ikhtiarlah untuk id...
-
Satu waktu di malam tanpa bintang yang berbaris di lazuardi, malam yang berpeluk dingin. Terlibat percakapan antara aku dan dirinya. Banyak...
-
Satu saat kita mungkin akan berjalan sendiri Bisa saja itu pasti, Di jalan atau arah yang sama sekali berbeda Bahkan mungkin kita tak bisa...
-
Ibu menangis ; Sedikit tersedu dalam sendu Dilanda rindu di musim penghujan Kudekati Aku kuyup Mereka berperang; Dipimpin senjata berlaku m...
-
Assalamu'alaikum... Hari ini aku akan menulis tentang CINTA. Hahaha, Syahrin menulis tentang cinta ? Okelah bukan masalah. Sahabat, t...