Wahai hangat Mendekatlah sebentar…
Hujan telah memenjarakan rasa dalam gigil
Pun angin meronakan puitika atas tiap tetesnya
Bersenggama dengan bumi
Taut tanganmu adalah hangat
tatap di pelupuk matamu adalah kelambu nyaman dalam imajinasi
Beradu dalam jejasjejas lebam
Retaknya nampan kaca di sudut siulan angin
Hujan menghapus hilangkan warnawarni
Merah menjadi palsu
Hitam menjadi legam
Putihpun menjadi sejadinya hilang
Lalu siapa yang menghantam matahari hingga bersembunyi kecut di balik
awan menghitam yang murka
tidak lagi indah kah…??
Mari mendekat kekasihku
Jangan hilangkan tahtamu daripada ku
Jika hidupnya cinta adalah kau
Maka hujan esok hari tak lagi kunanti
Ketika esok kau tak lagi di sini…
0 komentar:
Posting Komentar