Kau sergap aku dengan ciuman cintamu
kuyakin kegelapan akan berlalu
mengapa tidak kau congkel saja bola mataku
aku tidak ingin memandang lagi ruhmu
maafkan ketololanku
karena karyaku makin membatu
padat, tak terurai sempurna
banyak hal terjadi, aku tidak mampu memahami
aku terlalu lemah menahan sebabnya,
aku buta, hitam pekat, gelap gulita
buta yang lama, kelam yang memuntahkan seluruh penat dan letihku
kemarahan harus kubasmi sampai mati suri
kuingin merajut laba-laba berdarah dengan sebuah harmoni
yang bisa merajuk bebas!
menyanyikan lagu malaikat surgawi di atas tujuh oktaf!
mungkinkah? mengapa harus celaka menanti hadirnya inspirasi buta
gigitan kalajengking berbisa makin menyenangkanku, nikmatnya!!!
menyayat jantung hati dengan sembilu tajam berbisa tujuh rupa juga
seburuk roh kepahitan dan kepiluan yang telah kutelan sempurna
dian menyelinap dalam murka
“belajar” menerangi sebuah jalan sempit, tajam dan berbatu
meninggalkan jejak-jejak berdarah
yang tertoreh murka jahannam yang kubanting ke dasar samudera
luar biasa janjiNya!
jiwaku tetap mampu tersenyum, bertahan dengan tenang
mampukah bersujud lembut di atas yang terlarang.. dan maju terus karena meyakini sesuatu
menjadi Sang Pemberani Cinta diatas segalanya
ingin memenangkan sebuah azas, mengatasi kelemahan diri
memisahkan kebathilan dan sebuah rasa kasih yang berkasihan
selalu ada tempat untuk berjuang bukan, sayangku?!