Jumat, 19 April 2013

Pagi Berpeluk Dingin


Seperti Biasa, Lepas Malam adalah Pagi.
Malam berpeluk dingin, telah pamit dan pergi dihempaskan cahaya mentari.
Jejak sajak hujan  malam, masih saja tampak dengan lukisan-lukisan abstrak di atas keramik putih. Dekapan itu masih belum enyah dari jiwaku dingin. Barangkali mereka juga. Yang mungkin masih merangkak di antara kasur dan selimut. Mungkin saja !

Terang dan mentari di pagi ini tak jua hangatkan jiwa-jiwa beku. Memang keramaian dingin perlahan sunyi. Tapi, gigil masih terasa dalam peraduan gigi.

Dengarkanlah !
Mentari dan reruas kulit menggenaplah ciptakan hangat, lirih.

Bintang malam di lazuardi telah tiada diganti mentari. Malam pun hilang diganti pagi terbitkan mimpi. Lalu kenapa dingin masih menyeruak ?. Kami tak kuasa lepaskan pelukan itu. Maka kami nikmati. Mungkin sampai siang mendepak.

Pagi masih saja menikmati kencannya dengan dingin. Nikmatilah !

#KorekApiPadam

0 komentar:

Posting Komentar

Lorem ipsum dolor

Visitor

Content

Featured Posts

Pengunjung

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

Search This Blog

Popular posts

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com